• Ea eam labores imperdiet, apeirian democritum ei nam, doming neglegentur ad vis. Ne malorum ceteros feugait quo, ius ea liber offendit placerat, est habemus aliquyam legendos id.
  • Ea eam labores imperdiet, apeirian democritum ei nam, doming neglegentur ad vis. Ne malorum ceteros feugait quo, ius ea liber offendit placerat, est habemus aliquyam legendos id.
  • Ea eam labores imperdiet, apeirian democritum ei nam, doming neglegentur ad vis. Ne malorum ceteros feugait quo, ius ea liber offendit placerat, est habemus aliquyam legendos id.

Kolibasilosis pada ayam

Wednesday, July 6, 2011
(koliseptisemia)

Kolibasilosis pada ayam adalah penyakit lokal atau sistemik yang sebagian atau seluruhnya disebabkan oleh Escherichia coli, termasuk koliseptisemia, koligranuloma, air sac diseases, avian cellulites, swollen head syndrome, peritonitis, salfingitis, osteomyelitis/synovitis, panophtalmitis dan omphalitis atau infeksi kantong kuning telur (Jogjavet, 2008).

Kolibasilosis disebabkan oleh bakteri Escherichia coli, yang tergolong gram negative, tidak tahan asam, tercat uniform, merupakan basilus yang tidak membentuk spora dan mempunyai ukuran dan bentuk yang bervariasi. E. coli disebut juga “opportune oathogens” oleh karena penyakit yang ditimbulkannya biasanya bersifat sekunder mengikuti stress atau penyakit lainnya (Tabbu, 2000).

E. Coli berbentuk batang pendek, tidak berspora, mempunyai peritichous flagela pada pewarnaan gram negatif. Ukuran dari bakteri ini adalah 0,5-13 µn. bakteri bersifat aerob. Bakteri E. Coli tumbuh pada suhu optimum 370C. tingkat pH optimum untuk pertumbuhannya adalah 7,0-7,5 dengan pH minimum adalah 4,0 dan pH maksimum adalah 9,0. susunan antigen yang penting dalam penentuan serologi E.Coli ada 3 macam yaitu; 164 tipe antigen O (somatik) yang terdiri dari polisakarida, 50 tipe antigen H (flagela) dan 100 tipe antigen K (kapsul), (Bakteriologi Medik, 2003)

Escherichia coli merupakan penghuni normal saluran pencernaan unggas. Adanya Escherichia coli dalam air minum merupakan indikasi adanya pencemaran oleh feses. Dalam saluran pencernaan ayam normal terdapat 10-15% bakteri Escherichia coli patogen dari keseluruhan Escherichia coli (Jogjavet, 2008). Mc Mullin (2004), menyebutkan bahwa infeksi kolibasilosis biasanya terjadi baik melalui peroral atau inhalasi, lewat membran sel/yolk/tali pusat, air, muntahan, dengan masa inkubasi 3-5 hari. Dari beberapa penelitian, sumber infeksi E. Coli pada unggas didapat dari hasil isolasi bakteri pada jantung dan hati baik pada unggas yang sakit maupun yang mati (berkhoff, 2004).

Kemampuan Escherichia coli dalam menimbulkan tingkat keparahan yang tinggi tergantung dari faktor-faktor virulensi yang dimiliki Escherichia coli patogenik. Faktor virulensi inilah yang membedakan antara Escherichia coli patogenik dengan non patogenik. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mengetahui macam-macam faktor virulensi yang dimiliki oleh Escherichia coli patogenik. Beberapa faktor virulensi yang dimiliki Escherichia coli galur APEC (Avian Pathogenic Escherichia Coli) telah teridentifikasi dan diduga berhubungan dengan banyak kasus kolibasilosis (Jogjavet, 2008).

Koliseptisemia merupakan penyakit yang cepat menyebar dan paling umum di peternakan unggas; biasanya mengikuti penyakit seperti CRD (mycoplasmosis), Infekctious Bursal Disease (Gumboro Disease) pada ayam (McMullin, 2004).

Koliseptisemia banyak ditemukan pada ayam muda, terutama umur 4-12 minggu dan banyak dilaporkan pada ayam pedaging. Koliseptisemia terjadi jika Escherichia coli masuk ke dalam sirkulasi darah dan menginfeksi berbagai jaringan melalui lesi pada usus atau saluran pernafasan yang ditimbulkan oleh berbagai sebab. Gejala klinik yang timbul dapat berbentuk gangguan pencernaan dan kadang-kadang gangguan pernafasan. Gejala awal biasanya ditandai oleh penurunan nafsu makan, lalu diikuti oleh kelesuan dan bulu berdiri. Ayam yang sakit akan menunjukkan peningkatan frekuensi nafas dan kadang-kadang bernafas dengan mulut disertai ngorok (Tabbu, 2000).

Gejala yang ditimbulkan pada penyakit ini disebabkan oleh toksin yang dikeluarkan oleh bakteri akibat pertumbuhan dan multiplikasi. Invasi primer terjadi pada system pernapasan dan system gastrointestinal (Sauvani, 2008).

Tabbu (2000) menyatakan diagnosis sangkaan dapat didasarkan atas perubahan patologik. Diagnosis pasti hendaklah dilakukan dengan cara isolasi dan identifikasi bakteri.

Isolasi dari kultur Escherichia coli yang diambil dari darah di jantung, hati, atau lesi khas visceral pada karkas segar yang diindikasi primer atau sekunder kolibasilosis (Jogjavet, 2000). Mc Mullin (2004), menambahkan dari kultur aerob akan didapat koloni 2-5 mm pada plat agar darah (PAD) dan McConkey agar setelah 18 jam, pada kebanyakan strain Escherichia coli akan memfermentasi laktosa dan menghasilkan koloni merah terang pada McConkey agar.

Ø Pengobatan
Berbagai jenis antibiotic dapat dipakai untuk mengobati koliseptisemia dengan hasil yang sangat bervariasi. Jika pengobatan didasarkan atas uji sensitivitas antibiotic, maka hasilnya akan lebih baik oleh karena adanya jenis E. Coli yang resisten terhadap obat-obatan tertentu. Pengobatan pada koliseptisemia yang berlangsung kronis biasanya tidak memberikan hasil yang memuaskan (Tabbu, 2000)

Ø Pencegahan
Praktek manajemen yang ketat sangat diperlukan untuk menanggulangi koli-septisemia. Kualitas pakan, sumber air minum yang bebas bakteri, system perkandangan yang baik, sanitasi/desinfeksi yang ketat, program vaksinasi yang sesuai dengan situasi dan kondisi peternakan dan pengaturan pekerja perlu dijaga ketat. Pencegahan berbagai penyakit pernapasan, pencernaan dan penyakit yang bersifat imunosupresif hendaklah mendapat prioritas utama (Tabbu, 2000).

0 komentar:

Post a Comment

 
vetshop online © 2010 | Designed by Blogger Hacks | Blogger Template by ColorizeTemplates | Brought to you by Cyber Template